Memetakan Pola Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Nusa Tenggara Barat untuk Pengembangan Bisnis Kepariwisataan

Penulis

Kata Kunci:

Memetakan Pola Kunjungan, Wisatawan Mancanegara, Pengembangan Bisnis, Kepariwisataan, Nusa Tenggara Barat

Abstrak

Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki keindahan alam, keunggulan sumber daya manusia, dan kekayaan budaya yang berlimpah sehingga menjadi daya tarik wisata. Kemajuan industri pariwisata telah menstimulasi tumbuhnya aneka jenis usaha dan ragam bisnis di berbagai sektor perekonomian. Kunjungan wisatawan mancanegara menjadi titik awal dimulainya bisnis. Potensi ini harus diidentifikasi dan dipetakan agar mampu membuka ruang usaha baru serta memberi kualitas layanan kepariwisataan yang prima, ultima, dan optima serta berkelanjutan. Diharapkan melalui studi ini para pemangku kepentingan kepariwisataan dapat memformulasikan strategi pengembangan bisnis kepariwisataan. Studi ini berupaya memetakan pola kunjungan turis asing yang berwisata ke NTB. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dengan fokus pada pengukuran laju kunjungan wisatawan mancanegara per bulan sejak 2015-2022. Data sekunder kunjungan wisatawan mancanegara diperoleh dari Badan Pusat Statistik dan Dinas Pariwisata Provinsi NTB. Hasil analisis membuktikan terjadinya fluktuasi kunjungan wisatawan mancanegara ke NTB. Sejak 2015-2019, menunjukkan tren peningkatan kunjungan yang cukup signifikan. Namun, pada 2020-2022 terjadi penurunan drastis yang diakibatkan pandemi Covid-19. Ditemukan pula adanya pola kunjungan musiman pada bulan-bulan puncak, yakni: Juli, Agustus, November, dan Desember. Pola ini idealnya dicermati agar dapat segera disusun strategi untuk mempromosikan keunikan sumber daya kepariwisataan yang sejatinya telah menjadikan NTB sebagai daya tarik utama bagi wisatawan mancanegara. Pada akhirnya, esensi data kunjungan wisatawan mancanegara telah menginspirasi Pemerintah, Pemerintahan Daerah, dan pemangku kepariwisataan untuk berinovasi, menyiapkan strategi pemasaran, mempromosikannya secara digital, dan melakukan diversifikasi produk wisata. Pada, bulan sepi kunjungan dapat dimanfaatkan untuk pembenahan infrastruktur, fasilitas publik, dan pelayanan di destinasi pariwisata yang mengutamakan kelestarian lingkungan, ketahanan ekonomi, sosial, dan budaya.

Unduhan

Diterbitkan

2024-06-03

Terbitan

Bagian

Artikel Asli